Teladan bagi para relawan, inspirasi bagi para dermawan.

Di antara sahabat Rasulullah ﷺ, ada satu nama yang bersinar karena kemurahan hatinya: Abdurrahman bin Auf. Ia bukan hanya seorang pengusaha sukses, tapi juga dermawan sejati yang menjadikan hartanya sebagai jalan untuk menebar manfaat.

Sejak awal Islam datang, Abdurrahman bin Auf telah menyerahkan kenyamanannya. Ia dua kali hijrah ke Habasyah dan Madinah meninggalkan semua demi agama. Namun di Madinah, ia memulai kembali hidupnya dari nol. Ketika dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’, ia ditawari setengah harta. Tapi jawabannya justru:

“Tunjukkan saja di mana pasar, aku akan berusaha sendiri.”

Dalam waktu singkat, Abdurrahman membangun usaha yang berkah. Tapi bukan itu yang membuatnya istimewa melainkan bagaimana dia mengelola hartanya untuk akhirat. Ia pernah menjual tanah seharga 40.000 dinar, lalu membaginya kepada fakir miskin, keluarga Nabi, dan kaum yang membutuhkan. Bahkan ia berwasiat memberi 400 dinar kepada seluruh veteran Perang Badar jumlahnya mencapai 100 orang!

Kedermawanannya Bukan Sekadar Jumlah

Satu hari, makanan terhidang di hadapannya. Tapi ia justru menunduk, meneteskan air mata.

“Mush’ab bin Umair telah gugur, padahal dia lebih mulia dariku. Hamzah juga syahid, dan kami bahkan tak punya cukup kain kafan untuk menutup tubuh mereka… Aku khawatir, jangan-jangan semua balasan amalku sudah diberikan di dunia…”

Ia lalu menyingkirkan makanan, tak sanggup menelannya.

Inilah wajah lain dari seorang dermawan: hatinya lembut, jiwanya peka, amalnya ikhlas.

Jejak Abdurrahman bin Auf untuk Kita Hari Ini

Di zaman ini, banyak yang ingin jadi kaya. Tapi berapa banyak yang seperti Abdurrahman kaya tapi sederhana, sibuk tapi sempat berbagi, punya banyak tapi tak pernah pelit?

Relawan Nusantara belajar banyak darinya:

  • Harta bukan untuk ditimbun, tapi untuk disalurkan.
  •  Nama besar tak berarti jika tak dibarengi ketulusan.
  • Kebaikan sejati adalah saat tidak ada yang melihat kecuali Allah.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah ﷺ bersabda tentang Abdurrahman:

“Semoga Allah memberi minum kepada Abdurrahman bin Auf dengan air dari surga.” (HR. Ahmad)

Teladan Bagi Kita:

Mari jadi seperti Abdurrahman bin Auf yang tak hanya sukses secara materi, tapi juga mulia secara hati. Karena dunia ini sementara, tapi amal baik akan hidup selamanya.

“Mari luaskan manfaat, seperti Abdurrahman bin Auf yang menjadikan hartanya sebagai jalan menuju surga.”