Bandung, 2 Oktober 2025 – Malam yang seharusnya menjadi saksi langkah penuh harapan dari ratusan relawan kemanusiaan berubah menjadi luka mendalam. Puluhan kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF), armada kemanusiaan dari berbagai negara, dibajak oleh Angkatan Laut Israel di perairan internasional, Laut Mediterania. Ratusan aktivis yang membawa misi damai “Non Violent” diciduk secara paksa, menorehkan catatan kelam atas kebiadaban yang mencederai hukum dan nurani kemanusiaan.

Di Indonesia, kabar ini disambut dengan duka dan kemarahan. Global Peace Convoy Indonesia (IGPC), sebuah konsorsium lembaga kemanusiaan yang juga terafiliasi dengan GSF, menyampaikan sikap tegas, bahwa mengutuk keras tindakan Israel yang merampas kebebasan para relawan dan merampok misi kemanusiaan yang sejatinya bertujuan mendobrak blokade ilegal Gaza.

Misi Damai yang Dibungkam dengan Kekerasan

GSF sejak awal menegaskan langkahnya untuk mengirimkan bantuan, membuka jalur laut ke Gaza, dan menunjukkan solidaritas bagi jutaan warga Palestina yang terjebak dalam blokade dan genosida. Tidak ada senjata, tidak ada kekerasan, hanya keberanian moral dan kemanusiaan.

Namun, armada perang Israel memilih jalan sebaliknya. Menghadang, merampas kapal, dan menculik aktivis internasional yang tak berdaya di tengah lautan. IGPC menilai tindakan ini sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum laut internasional dan hukum humaniter internasional, sekaligus pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan yang dijunjung dunia.

Desakan Kemanusiaan dari Indonesia

Dalam pernyataan resminya, IGPC menyampaikan beberapa tuntutan:

  1. Membebaskan seluruh aktivis tanpa syarat. Mereka bukan penjahat, melainkan pembawa pesan kemanusiaan.

  2. Menghentikan blokade Gaza. Setiap laki-laki, perempuan, anak-anak, hingga lansia Palestina berhak hidup dengan martabat.

  3. Menghentikan genosida dan pendudukan. Pasukan Israel harus ditarik dari tanah Palestina.

  4. Mengajak pemerintah Indonesia dan dunia internasional untuk memberikan tekanan politik dan diplomatik nyata, agar kebiadaban ini tidak terus berulang.

Kemanusiaan Tidak Boleh Dibungkam

Relawan Nusantara yang turut mendukung gerakan solidaritas ini percaya, meski kapal ditahan dan aktivis diculik, api perjuangan tidak akan padam. Suara kemanusiaan terlalu kuat untuk dibungkam dengan senjata.

Perjuangan kemanusiaan tidak boleh berhenti di tengah laut. Dunia internasional harus bertindak, karena setiap serangan terhadap misi damai adalah serangan terhadap hati nurani kita bersama.

Hari ini, layar solidaritas mungkin tertahan, tapi semangatnya terus berkibar. Bagi anak-anak Gaza, bagi keluarga yang kehilangan rumah, bagi semua korban genosida, perlawanan damai ini adalah bukti bahwa dunia masih peduli.

Klik di sini untuk ikut melayarkan dukungan. Inilah saatnya untuk meluaskan manfaat dan solidaritas. Karena sekecil apa pun kepedulian dari kita, adalah kekuatan yang mendorong kapal ini bisa sampai ke Gaza.