Yordania, Oktober 2025 – Di tengah camp pengungsian yang berjejer di Khan Yunis, tersimpan kisah tentang kehilangan dan keteguhan hati. Namanya Nisrin, seorang gadis kecil asal Gaza, kini berusia 13 tahun dan duduk di bangku kelas 1 SMP. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara yang hidup dalam camp pengungsian setelah Israel menghancurkan tanah kelahirannya.

Ayah Nisrin dulunya seorang terpandang di Gaza. Hektaran tanah menjadi sumber kebanggaan keluarganya. Namun, genosida di Palestina merenggut segalanya. Rumah, kehormatan, dan kebahagiaan sederhana yang dulu mereka miliki. Beratnya kehilangan membuat sang ayah terpuruk dalam depresi.

Dari Gaza ke Yordania: Perjalanan yang Penuh Luka dan Doa

Setahun lamanya, keluarga Nisrin bertahan di pengungsian Khan Yunis. Di camp kecil itu, mereka tetap berusaha tersenyum. Doa menjadi satu-satunya kekuatan yang tersisa, terucap lirih dari bibir mungil Nisrin yang belum lepas dari trauma.

Kini, mereka berhasil diungsikan ke Yordania, tempat yang relatif lebih aman. Ayah Nisrin mulai membaik setelah menjalani terapi, meski luka di hatinya belum sepenuhnya sembuh. Namun ada satu hal yang membuat mereka tegar. keyakinan bahwa, di manapun kami berada, selalu ada Allah yang membantu, salah satunya melalui tangan orang-orang Indonesia yang selalu mereka temui di Khan Yunis maupun di Yordania.

Nabilah Eks JKT48 Turun Langsung Bersama Relawan Nusantara

Kehadiran Nabilah Ayu, mantan anggota JKT48, bersama tim Relawan Nusantara, menjadi momen yang tak terlupakan bagi Nisrin dan keluarganya. Di camp pengungsian sederhana itu, mereka disambut dengan senyum bahagia. Senyum yang justru menampar hati siapa pun yang menyaksikannya.

Nabilah, yang kini aktif dalam kegiatan kemanusiaan, tak kuasa menahan air mata. Begitupun Ustaz Erick Yusuf, Wakil Ketua LSBPI MUI Pusat yang turut mendampingi, juga menitikkan air mata bersama istrinya. Bagi mereka, keluarga Nisrin merupakani pengingat bahwa iman dan harapan tidak pernah bisa diruntuhkan oleh apapun.

Harapan yang Tak Pernah Padam di Tengah Luka Palestina

Senyum Nisrin adalah simbol bahwa harapan tidak pernah benar-benar mati. Ia hanya bersembunyi, menunggu ditemukan, bahkan di tengah reruntuhan, kehilangan, dan heningnya luka.

Relawan Nusantara bersama Nabilah JKT48 membuktikan bahwa kepedulian Indonesia masih terus hidup. Bahwa di tengah konflik Palestina yang belum usai, tangan-tangan dari negeri jauh ini tetap hadir membawa kasih, doa, dan secercah harapan untuk masa depan yang lebih damai.

Klik disini untuk ikut berkontribusi membantu anak-anak Gaza. Karena satu suapan kasih sayang dari tangan yang memberi, mengalir doa agar dunia tak lagi diam melihat penderitaan Gaza.